Manusia dan Kebudayaan, Manusia dan Kesusastraan
Bab
1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Bab
2. Pembahasan
2.1 Manusia
2.2 Hakekat Manusia
2.3 Pengertian Kebudayaan
2.4 Unsur unsur Kebudayaan
2.5 Perubahan Kebudayaan
2.6 Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
2.7 Pendekatan dan Kesustraan
2.8 Budaya Kesustraan
2.9 Budaya dan Prosa
2.10 Nilai Prosa fiksi
2.11 Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi.
Bab
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup
Bab
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manusia Dan Kebudayaan
Di
antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna. Manusia menciptkan kebudayaan yang berbeda-beda
disetiap kalangannya, dan melestarikannya secara turun temurun. Manusia disebut
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia mempunyai akal budi
yang diberikan oleh Tuhan agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang
tidak benar, juga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi
pemimpin di muka bumi ini.
Selain
itu juga manusia juga disebut sebagai “makhluk sosial” yaitu dimana manusia
tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu satu
dengan individu yang lain. Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di dunia ini.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
Pembeda
manusia dan binatang
Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan
Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
Sebagai
modal dasar pembangunan
Bab
2 Pembahasan
2.1 Manusia
Unsur-unsur yang
membangun manusia :
Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
banyak segi dan mempunyai banyak kepentingan. Ada dua pandangan yang akan
kita jadijan acuan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
1.
Manusia yang terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu Jasad (badan kasar
manusia yang Nampak luarnya , dapat diraba dan difoto dan menempai ruang dan
waktu. Hayat (mengandung unsure hidup yang ditandai dengan gerak), Ruh (daya
yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran), dan Nafas (kesadaran
tentang diri sendiri).
2.
Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur ,yaitu : Ide
(merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak),
Ego (bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ide),
dan Superego (struktur kepribadian yang paling akhir muncul kira-kira pada usia
5 tahun yang terbantuk dari lingkungan ektstenal).
2.2 Hakekat Manusia
Beberapa
Definisi Manusia :
1.
Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2.
Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai
kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of
nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus
melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini.
Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu
kualitas seperti Tuhan
3.
Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol;
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami
aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan,
dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap
tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg
ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian
ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke
masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara
objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya
sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna
makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal
ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg
memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya,
memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan
menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
6.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak
pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg
seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi
manusia.Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar
kokoh realita yg ada.Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung,
menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah
dan ruhaniah.
7.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai
nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala,
perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif
manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia
dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan
atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat
istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen,
memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya
hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan
tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu
pada sistem nilai.
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
7.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
8.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Perkembangan
merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung
dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.
2.3 Pengertian Kebudayaan
Definisi
Kebudayaan :
Kebudayaan
jika dikaji dar asal kata bahasa sanskerta berasal dari kata budhayah yang
berarti budi atau akal. Dalam bahasa lain, kebudayaan berasal dari kata colere,
yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan
sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan
tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan
segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di
dalam lingkungannya”.
Tokoh-tokoh
Kebudayaan :
1.
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski
2.
E.B.Tylor
3.
Selo Sumarjan & Soelaeman Soemardi
4.
Sutan Takdir Alisyahbana
5.
Koentjaraningrat
6.
A.L Krober & C.Kluckhon
7.
C.A.Van Peursen
2.4 Unsur unsur Kebudayaan
Unsur-unsur
Kebudayaan
Tujuh
unsur kebudayaan universal :
1.
Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
2.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3.
Sistem Pengetahuan
4.
Sistem mata Pencaharian Hidup dan Sistem-sistem ekonomi
5.
Sistem Teknologi dan Peralatan
6.
Bahasa
7.
Kesenian
2.5 Perubahan Kebudayaan
Faktor
– faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1.
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan
dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam
keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan
dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama
yang berlaku.
3.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat
dengan mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab
terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
•
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
•
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan
ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses
akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya
suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan
antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan,
pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing
kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala,
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
2.6 Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Hubungan
antara manusia dan kebudayaan :
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
·
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa di pisahkan dalam
kehidupan ini.Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun.Budaya
tercipta dari kegiatan sehari – hari.
Contoh
tentang hubungan antara manusia dengan kebudayaan :
Hubungan
antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri.Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Pengertian
dialektis yaitu :
Hubungan
antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dengan masyarakat yang saling terkait satu sama lain.
Tiga
tahap dalam proses dialektis yaitu :
1.
Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya.
2.
Obyektivasi : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.
Internalisasi : Proses dimana manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri
agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
http://windahapsari.blogspot.com/2011/02/bab-2-manusia-dan-kebudayaan.html)
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini.Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu
manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan.Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan.Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1.
Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.
Pembeda manusia dan binatang
5.
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku
didalam pergaulan.
6.
Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang
lain.
7.
Sebagai modal dasar pembangunan.
2.7 Pendekatan dan Kesustraan
Kesusastraan
adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis
karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis
menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses
yang minta pengerahan batin.
Sastra
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan"
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak
bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Ilmu
Budaya Dasar pada kali ini berkaitan dengan budaya yang ada dalam keseharian
dan budaya bangsa. Ada istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu,
manusiawi, berbudaya, dan halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita
pelajar, karna kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam
bermasyarakat.I stilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu
lainnyaseperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk sastra,
sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu intinya adalah mempelajari masalah
manusia dan kebudayaan.
Sastra
adalah karya, sama posisinya seperti karya-karya yang lain, seperti Cerpen,
Puisi, lukisan, patung, musik, seni peran, dan apa saja yang merupakan hasil
dari proses penciptaan. Sastra adalah sebuah karya yang diawali dengan
kejujuran, diisi dengan kesungguhan hati dan diakhiri dengan kerelaan. Sastra
juga dapat didefinisikan sebagai cinta pada ciptaan Tuhan. Seni pada mulanya
adalah proses dari manusia, dan oleh karena seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreasifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter
yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses
dan produk dari kebebasan berekspresi, dan suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat suatu medium, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin untuk medium itu. Seni merupakan suatu kebebasan.
2.8 Budaya Kesustraan
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan Ilmu Budaya Dasar, karena
materi-materi yang diulas oleh Ilmu Budaya Dasar ada yang berkaitan dengan
sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni.
Selain itu hubungan antara Ilmu Budaya Dasar dengan Kesusastraan adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. Sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. Bayangkan jika manusia hidup tanpa seni, hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi. Maka akan mengganggu kejiwaan atau psikologis manusia.
Selain itu hubungan antara Ilmu Budaya Dasar dengan Kesusastraan adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. Sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. Bayangkan jika manusia hidup tanpa seni, hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi. Maka akan mengganggu kejiwaan atau psikologis manusia.
2.9 Budaya dan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.
Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat
jenis, yakni :
-
Prosa naratif
-
Prosa deskriptif
-
Prosa eksposisi
-
Prosa argumentative
Dalam kesusastraan Indonesia kita
mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
a.
Prosa lama, adalah prosa bahasa
Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. ang meliputi :
-
Dongeng
-
Hikayat
-
Sejarah
-
Epos
-
Cerita pelipur lara
b. Prosa
baru, adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun, meliputi :
-
Cerita pendek
-
Roman/novel
-
Biografi
-
Kisah
Sastra mempunyai peranan yang lebih
penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa juga mempunyai kemampuan
untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian
manusia dengan bahasa pada hakekatnya adalah satu.
Sastra juga mempermudah komunikasi,
karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang
juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan
yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.
Sastra juga didukung oleh cerita.
Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah
mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
2.10 Nilai Prosa fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pencintaan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh
pembaca lewat sastra antara lain :
·
Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaan kesenangan yang
diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya
sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau
mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
·
Prosa fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi
yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel sering kita dapat
belajar sesuatu yang lebih dari pada sejarah atau laporan jurnalistik tentang
kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan
datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
·
Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
Prosa fiksi dapat menstimuli
imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari
warisan budaya bangsa.
·
Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai
kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga
memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau
rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam
kehidupan sendiri.
2.11 Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi.
Puisi (dari bahasa Yunani kuno:
ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme
ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Kreativitas Penyair Dalam Membangun
Puisinya, yaitu;
·
Figura
bahasa
·
Kata-kata
yang ambiquitas
·
Kata-kata
berjiwa
·
Kata-kata
yang konotatif
·
Pengulangan
Adapun alasan-alasan yang Mendasari
Penyajian Puisi Dalam IBD, yaitu salah satunya adalah hubungan puisi dengan
pengalaman hidup manusia. Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra
puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa
ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan kembali
pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang
tethatas.Dengan pengalaman perwakilan itulah sastra/puisi dapat memberikan
kepada para mahasiswa untuk memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting
untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri serta tentang
masyarakat.
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
–
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi, dan berbudaya
–
Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide, gagasan, norma dan
peraturan bagi manusia dan abstrak yaitu sebagai tinfakan, peraturan, dan
aktivitas manusia.
–
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari
perkembangan manusia sebagai masyarakat.
3.2 Penutup
Demikian makalah ini dibuat, kurang atau
lebihnya mohon dimaafkan. Semoga dengan
makalah ini dapat membantu kita dalam
mengetahui tentang Manusia dan Kebudayaan.
Sumber :
http://euislestari02.blogspot.co.id/2015/10/tugas-ibd-manusia-dan-kesusastraan.html
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
Komentar
Posting Komentar